top of page

BETA SAHAM DAN MITOS HUBUNGAN MESRA TLKM DENGAN IHSG


Apa yang dapat anda perhatikan dari dua grafik pergerakan saham diatas? Yup, terasa sangat mirip seperti kembar bukan? Padahal salah satu dari grafik tersebut adalah grafik pergerakan saham TLKM, sedangkan yang satunya adalah grafik pergerakan IHSG, dua - duanya diambil pada tepat hari ini, 16 Juli 2018.


Kebetulan? Well.. Everything can be explained right? ..... Or not.


Sering kalau ada rajin mendengar di forum - forum saham di internet atau channel - channel saham di media sosial, banyak sekali yang menghubungkan atau memprediksi pergerakan IHSG dengan pergerakan salah satu saham, dan yah, diantara banyak saham, saya paling sering melihat para investor menghubungkan IHSG dengan.... TLKM.


"Hati - hati, TLKM sedang turun, kemungkinan IHSG juga akan koreksi.."


"TLKM cenderung sideway dan potensi bullish, pertanda IHSG masih aman."


"TLKM selalu saya pakai acuan untuk memprediksi IHSG." Itu semua beberapa quote yang pernah saya lihat / baca di beberapa forum / channel saham, yang mana banyak investor yang mengelu - elukan TLKM sebagai acuan utama IHSG, entah memang yakin dari pengalaman mereka atau hanya sesumbar saja.


Saya sendiri pernah mencoba memakai TLKM sebagai acuan memprediksi pergerakan IHSG, dimana pada awal Juli kemarin saya melihat TLKM cenderung kuat dan naik dari Rp. 3700 menuju Rp. 3900 padahal IHSG masih berkutat naik turun di 5600 - 5700, saya sesumbar kepada teman - teman saya, "TLKM naik terus nih, tanda - tanda IHSG masih aman dan akan rebound".


Dan yup eng ing eng, sesumbar saya jadi kenyataan, minggu depannya (9 - 13 Juli), bak durian runtuh, IHSG hijau selama 5 hari berturut - turut sejak entah sekian lama terakhir kalinya, hingga menyentuh angka 5960, dimana TLKM sendiri naik ke harga Rp. 4100 an waktu itu.. Ajaib bukan? The myth is true?


Sekali lagi, kebetulan kah?


Sebenarnya, bagi para investor yang kawakan atau yang sering membaca pasti sudah mengetahui, bahwa ada salah satu indikator tehnical yang memang diperuntukan untuk menggambarkan hubungan pergerakan atau sensitivitas sesuatu saham dengan IHSG, yaitu Beta Saham.


Apa itu Beta saham?


Beta saham adalah suatu ukuran yang menggambarkan persentase perubahan imbal hasil saham tertentu dibanding perubahan pada indeks pasar di mana saham itu diperdagangkan.


Beta saham ini dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan nilainya, yaitu beta saham negatif, 0 - 1, dan lebih dari 1.


  • Saham Perusahaan Dengan Beta 0 - 1

Jika suatu saham memiliki beta kurang dari satu, berarti bisa diartikan bahwa sensitivitas harga saham ini lebih kecil daripada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Misalnya beta saham suatu perusahaan adalah 0.5, maka tingkat fluktuasi harga saham ini adalah sebesar 50 persen dari IHSG. Sebagai contoh, jika IHSG menurun sebesar dua persen, maka harga saham emiten tersebut akan ikut terkoreksi sebesar satu persen (0.5 x dua persen). Sebaliknya, apabila IHSG meningkat sebesar dua persen maka harga saham akan naik satu persen.

  • Saham Emiten Dengan Beta Di Atas Satu

Ketika saham emiten memiliki beta lebih dari satu, maka saham tersebut mempunyai tingkat perubahan atau volatilitas harga di atas pasar. Sebagai contoh, jika suatu saham emiten mempunyai nilai beta 1.5, maka ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat sebesar empat persen, harga saham emiten itu akan menanjak sebesar enam persen (1.5 x empat persen). Namun perlu diperhatikan, apabila IHSG menurun, harga saham emiten dengan beta di atas satu akan mengalami penurunan harga lebih besar daripada IHSG.

  • Beta Saham Negatif

Beta saham suatu emiten bisa bernilai negatif atau di bawah nol. Hal ini menggambarkan bahwa pergerakan naik atau turun harga saham emiten berbanding terbalik dengan pergerakan IHSG. Misalnya, jika IHSG melandai, maka harga saham justru meningkat. Aka tetapi sebaliknya, ketika IHSG meningkat, maka harga saham emiten akan terkoreksi.

Intinya, suatu saham yang memiliki beta saham semakin mendekati nilai 1, maka pergerakan sahamnya akan semakin mencerminkan atau menggambarkan kesamaan dengan pergerakan IHSG.


Nah sekarang, dengan ini, secara ilmiah, maka seharusnya kita bisa mengurutkan dan menentukan saham mana yang paling mencerminkan pergerakan IHSG, yaitu dengan mengurutkan saham mana yang paling mendekati 1. Apakah TLKM adalah salah satu saham yang mempunyai beta paling mendekati 1 diantara saham - saham lainnya? Kita lihat bersama - sama!!


Sumber: investing.com


Dan eng ing eng, boro - boro berada di di papan atas, ternyata TLKM berada di peringkat jeblok di 46 dengan Beta saham bernilai 0.81!! Justru peringkat 1, 2 dan 3 ( MEDC, EKAD, IATA) adalah saham - saham yang tidak pernah saya dengar digunakan untuk memprediksi pergerakan IHSG LOL. Walau sebenarnya, Beta saham 0.81 sendiri adalah nilai yang cukup bagus yang menandakan bahwa saham ini pergerakannya cukup searah dengan IHSG.


Memang, Beta saham sendiri adalah suatu nilai overall sensitivitas dari keseluruhan history pergerakan saham masing - masing, jadi bisa saja walaupun nilainya 1, namun pada saat ini tidak terlalu mencerminkan pergerakan IHSG karena sensitivitas terhadap IHSGnya terjadi di beberapa puluh tahun belakang, sedangkan TLKM walau dengan beta 0.81, bisa jadi lebih mencerminkan pergerakan IHSG karena sensitivitasnya sangat bagus di beberapa tahun belakangan ini saja.


So, apakah hubungan mesra TLKM dengan IHSG hanyalah suatu mitos belaka? Semuanya hanya kebetulan semata yang sementara?


Well, sebagai investor yang logis, alangkah baiknya bila kita mengembalikan pergerakan IHSG kepada definisi IHSG itu sendiri, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan, yang dimana sesuai definisinya, adalah indeks dari gabungan semua harga - harga saham yang ada di Bursa Efek Indonesia, yang walaupun beberapa saham sedikit lebih memiliki pengaruh terhadap pergerakan IHSG (seperti saham - saham bluechips) namun tidaklah mungkin satu pergerakan saham mendominasi pergerakan IHSG dibandingkan dengan total ratusan pergerakan saham lainnya.


Saya sendiri percaya bahwa pergerakan TLKM yang belakangan ini sangat mirip dan dijadikan acuan untuk IHSG bisa dibilang hanya kebetulan yang terjadi dari persepsi kita semata, dan mungkin hanya bersifat sementara. Namun kalaupun memang tetap ingin dijadikan acuan dan pertimbangan dalam memprediksi IHSG dan trading saham, sangat bijak untuk menjadikannya hanya sebagai pertimbangan tambahan setelah mengkaji berbagai pertimbangan utama yang lainnya.


Apapun itu, setiap orang punya pertimbangan dan style tradingnya masing - masing, hendaklah selalu mengutamakan pertimbangan yang bijak, akurat dan rasional dibandingkan sekedar mitos atau issue belaka, sehingga selalu aman dan have fun dalam berinvestasi dan berdagang saham. :D


See you next time, stay tune :3



bottom of page