top of page

ADA APA DENGAN PGAS?

PGAS oh PGAS, saham yang penuh dengan drama.

Biasanya tagline "Ada apa" selalu saya kaitkan dengan IHSG, pertama kalinya saya menggunakan menggunakan kata tanya ini untuk suatu emitten saham. Dan memang tidak akan saya gunakan, kalau memang tidak ada suatu yang membuat saya bertanya - tanya tentang emitten satu ini.

Bermula dari prediksi saya di awal bulan Juli ini, well, prediksi yang cukup polos saya akui, dimana saya memprediksi bahwa PGAS berpotensi melonjak terkait kepastian bahwa PGAS (PGN) secara resmi mengakuisisi Pertagas ditandai dengan penandatangan CSPA di akhir bulan Juni yang lalu, yang ternyata secara mengherankan justru membuat saham PGAS jeblok dan turun jauh melebihi prediksi bottom saya.

Ketika di awal bulan Juli pada tanggal 2 Juli saya memperhatikan PGAS turun menuju Rp. 1875, lalu besoknya melanjutkan "longsor" ke angka Rp. 1635, saya cuma bisa tersentak dan bertanya, "Ada Apa?".

Saya langsung mencari informasi ke segala arah, tentang "keganjilan" pergerakan saham PGAS ini, dan well, saya kira saya mendapatkan jawabannya. Satu - satunya faktor yang kemungkinan besar menjadi penyebab kemerosotan saham PGAS justru hasil dari penandatangan CSPA itu sendiri, yaitu kekecewaan investor terhadap hasil akuisisi PGAS terhadap pertagas, dimana ekspektasi mereka terhadap bentuk akuisisi pertagas oleh PGAS cukup jauh dari kenyataan, dengan kata lain atau bahasa gaulnya, mereka merasa di PHP. (LOL)

Loh, kenapa mereka kecewa? Memang kenapa dengan bentuk akuisisi Pertagas ke dalam PGAS?

Well, untuk lebih jelas, bisa dilihat dari history tahapan akuisisi PGAS oleh pertagas dibawah ini:

1) Di awal - awal tahun 2018, hampir semua investor mengira bahwa PGN akan mengakuisisi saham Pertagas 100%, dimana PGN akan dibawah Pertamina dan Pertagas akan 100% dibawah PGN, sebagai anak perusahaan, yang membuat saham PGAS melonjak dan ARA berkali - kali waktu itu. Bahkan pada tahap ini belum dijelaskan lebih lanjut bahwa akuisisi Pertagas akan membutuhkan cukup banyak dan berapa dana yang harus disediakan oleh PGAS untuk membeli saham Pertagas.

2) Seiring berjalannya waktu, di pertengahan bulan Juni kemarin, terdengar kabar bahwa PGN notabene "tidak sanggup" untuk membeli 100% saham Pertagas yang ternyata ditafsir sekitar 35,5 Trilyun, yang dimana diputuskan untuk membeli 51% saham saja dengan nilai sekitar 16,6 Trilyun. Saat ini PGN sudah berada dibawah Pertamina yang mengakuisisi 56% saham PGN dari Pemerintah.

3) Dan sayangnya, drama tidak berakhir sampai disitu, tepat di awal bulan Juli kemarin, atau mungkin di akhir bulan Juni bagi yang sudah mendapatkan bocoran, ternyata hasil penandatanganan CSPA membuat akuisisi pertagas bahkan semakin dibawah ekspektasi yang diharapkan Investor. Dimana selain PGAS hanya mengakuisisi 51% saham Pertagas, ternyata akuisisi tersebut tidak termasuk 4 anak Perusahaan Pertagas yaitu PT Perta Arun Gas, PT Perta Daya Gas, PT Perta Samtan Gas, dan PT Perta Kalimantan Gas, yang mana akan dikeluarkan dari buku Pertagas sebelum diakuisisi. Padahal notabene 4 perusahaan tersebut merupakan perusahaan hulu gas yang cukup vital dan bernilai, terutama PT Perta Arun Gas yang mengelola gas menjadi LNG siap ekspor di Lhokseumawe.

Otomatis, nilai akuisisi sebesar 16,6 Trilyun oleh PGAS hanya bernilai Pertagas itu sendiri ditambah (hanya) satu anak perusahaan, yaitu PT Pertagas Niaga. Dan perlu diketahui, dana 16,6 Trilyun bukanlah nilai yang sedikit dan dapat didapatkan dengan cepat, informasi terakhir tentang skema pendanaan akuisisi ini, PGAS akan meminjam dana sekitar 10 - 11 Trilyun dari bank.

Dan well, kekecewaan beruntun terhadap akuisisi PGAS yang notabene satu - satu nya harapan setelah dihantui oleh penurunan kinerja PGAS sejak beberapa tahun kebelakangan, membuat saham PGAS anjlok drastis ke harga Rp. 1500 an dan sempat kembali menyentuh Rp. 1515 dalam 8 bulan terakhir.

Pertanyaannya, apakah kekecewaan Investor akan terus berlanjut, dan membuat saham PGAS akan terus turun hingga kembali menyentuh bottomnya di Rp. 1400 seperti tahun lalu? Ataukah penurunan ini hanya bersifat temporary dan kembali naik ketika kekecewaan investor mereda?

Well, itu semua kembali lagi pada persepsi investor, apakah akuisisi senilai 16,6 Trilyun untuk Pertagas dan PT Pertagas Niaga itu cukup worth it? Kalau sebagian besar investor percaya bahwa akuisisi itu tidak cukup berharga dan malah membebankan keuangan PGAS, maka niscaya saham PGAS akan terus turun. Sebaliknya jika sebagian besar investor percaya bahwa akuisisi ini cukup sebanding dan akan meningkatkan kinerja PGAS kedepannya, maka niscaya saham PGAS akan kembali rebound. Se simple itu.

Saya sendiri dari semenjak membeli dan mengakumulasi saham ini di pertengahan tahun lalu, cukup optimis dan yakin kinerja PGAS akan semakin meningkat kedepannya, karena PGN sendiri adalah perusahaan yang besar dan bernilai jangka panjang, walau sekarang labanya cukup tergerus karena kebijakan pemerintah, tapi perusahaan ini selalu dan terus membangun jaringan pipanya hingga lebih dari 7000 km, sedikit demi sedikit membangun kembali labanya.

Saya sendiri selalu percaya dan dari dulu menilai saham PGAS tanpa embel - embel Pertagas, sudah bernilai diatas Rp.2000. Kenapa? Karena pertama, PGN bagaimanapun juga adalah perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang distribusi gas yang sangat strategis, tidak mungkin pemerintah akan membiarkan perusahaan ini terus menerus tergerus labanya dan bangkrut. Yang kedua, sebagai bukti bahwa perusahaan ini cukup solid tanpa pertagas, bisa dilihat pada laporan Q1 tahun 2018 ini, walaupun labanya turun tipis dari Q1 2017, namun asalkan labanya bisa stabil sampai akhir tahun, tidak merugi seperti tahun lalu, maka PER PGAS dengan harga sekarang sudah dibawah 10, sudah sangat undervalued untuk ukuran BUMN strategis seperti PGN.

Itu kinerja sebelum bergabung dengan Pertagas, bagaimana kalau sudah bergabung? Tapi saya akui bahwa akuisisi dengan pertagas tidak langsung akan meningkatkan drastis kinerja PGAS, mungkin butuh bertahun - tahun baru akan membuahkan hasil, itulah mengapa saham PGAS menurut saya adalah saham yang benar - benar untuk jangka panjang.

Saya sendiri optimis bahwa LK Q2 PGAS akan cukup bagus, dan investor akan segera menyadari bahwa akuisisi Pertagas tidaklah sesuram yang dibayangkan, sehingga potensi rebound ke atas Rp. 2000 untuk saham ini sangat lah terbuka dalam 1 - 2 bulan ini.

Saya memprediksi saham PGAS akan cukup kuat di area Rp. 1500 - 1600 dan merekomendasikan untuk akumulasi dan BOW di area itu selama 1 atau 2 bulan ini karena sangat berpeluang untuk rebound. Kita lihat apakah di akhir bulan Agustus nanti apakah prediksi saya benar, ataukah PGAS akan semakin merosot dan terpuruk? Lets see!!


bottom of page